STT Baptis Medan - Fellowship yang diadakan pada Senin 28 Maret 2022 berlangsung dengan baik. Dosen sebagai fasilitator atau tuan rumah Pdt. Dr. Mariati Barus - Pdt. Dr. Hendry Binsar Tarigan mempersiapkan acara persekutuan ini dengan begitu rupa, hidangan dan suasana yang mendukung untuk berfellowship.

Pada sharing/kesaksian beberapa dosen turut membagikan pengalaman pelayanan serta pengembangan pelayanan kedepannya, Pdt. Hendry dan Pdt. Mariati ditengah-tengah kesibukan dalam kepengurusan di PGI (Persekutuan Gereja Indonesia), ia juga dipercayan sebagai mediasi gereja-gereja di Sumatera Utara, dan kabar baiknya beliau memiliki kesempatan untuk menjadi mediasi Gereja-Gereja se Indonesia dibawah pimpinan MA (Mahkamah Agama), ia juga tengah mengelola 4 sekolah mulai dari TK, SD, SMP, bahkan SMA berafiliasi dengan GKMI Sempataka tempat mereka melayani, tidak cukup ia beserta suami memiliki perencanaan untuk membangun gereja dan sekolah lagi. Pungkasnya bahwa pelayanan yang paling efektif itu dimulai dari TK, memuridkan anak generasi sekarang sangat efektif jika dimulai sejak mereka mulai belajar.

Disamping itu, Pdt. John Simamora juga memiliki kerinduan yang sama yaitu melayani anak-anak, setidaknya ia telah melayani selama puluhan tahun dan mengelola lembaga sekolah, PPA sejak lama, dan peduli dengan status kerohanian anak-anak yang ia bina. Saat ini pdt. John bersama Gereja Wesleyan ingin telah melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan gereja baru. "jangan dijadikan pelayanan sebagai penghasil uang" - John Simamora.

Kemudian, Dr. Thomson Siallagan selaku ketua SPMI STT Baptis Medan juga berbicara soal regulasi reakreditasi yang semakin dinamis dan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pengelolaan Program Studi disebuah lembaga. Hal ini menjadi salah satu sorotan penting bagi kampus dalam meningkatkan tata kelola lembaga untuk memenuhi persyaratan reakreditasi.

Ketua, Dr. Theresia Hutauruk, membagikan kesaksian pelayanannya beberapa hari yang lalu di Tanah Karo, Siosar dimana ia melayani kurang lebih 200 orang, menurutnya ia sedang melayani orang-orang dengan berbagai agama seperti Hindu, dan Islam.

Secara umum acara ini berjalan dengan menarik, diselingi dengan humor dari beberapa dosen dan staff.